messed up.

ruangmimpi
2 min readSep 3, 2023

--

cr : pinterest

Dunia Gio seakan kembali runtuh. Warna-warna yang ada di hidupnya memudar, bahkan mungkin sudah menjadi abu-abu.

Setelah kejadian tidak mengenakkan waktu itu, Gio memilih untuk tidak bertemu dengan siapapun. Rasa percayanya terhadap manusia lain seakan sudah hilang.

Nala memasuki kamar apart kakaknya. Di ruang tengah, terdapat bungkus makanan dan botol-botol kaca yang berserakan dimana-mana.

Sang tuan rumah pun keluar dari kamarnya.

“ngapain lo kesini?”

“oh ini, disuruh mama nganter makanan buat kamu.”

jawab gadis itu sambil mengangkat rantang makanan yang ia pegang.

Lelaki itu mengambil rantang lalu dibukanya.

“hmm… baunya enak banget!”

“iyalah, masakan nyokap gue tuh.”

“nyokap gua juga, njir.”

“lo udah makan?”

Nala mengangguk.

“udah di rumah tadi sebelum kesini.”

Gio pun berjalan menuju ke dapur untuk mengambil piring dan sendok. Lalu dia kembali ke ruang tengah, dia duduk lesehan di atas karpet.

“masakan mama emang ga pernah gagal sih.”

“kak, pelan-pelan kali makannya. kayak ga makan seminggu aja.”

“emang iya.”

“hah? seriusan?”

“ga semingguan juga sih. tapi emang gua lagi mager keluar.”

“kamu mabok lagi, kak?”

Gio yang tadinya sedang lahap menyantap masakan Mamanya dengan senang, pun langsung berubah ekspresi wajahnya.

“udah ya, kak. jangan dilanjutin lagi. ga baik buat badan kamu.”

“kepala gua ribut tiap malem.”

“apa mau aku nginep disini dulu? ntar biar aku izin sama mama papa deh.”

Gio menggeleng.

“jangan nambah masalah.”

“tapi kak–”

“udah, gua gapapa.”

“iya gua bakal coba kurangin.”

“janji, ya?”

“gabisa janji. i’ll try my best.”

“yaudah.”

Nala sambil membantu kakaknya membereskan ruang tengah ini. Dia mengambil sapu dan sekop di sudut dapur.

“oh iya kak, kemaren aku ada ketemu ka Caca di perpus. dia nanyain kamu tau. emang kamu gaada komunikasi sama dia?”

Caca. Nama gadis itu, lama sudah tidak ia dengar. Lelaki itu memang menyuruh Carissa untuk tidak mengganggunya dulu. Bukan apa-apa, Gio hanya takut dia masih belum bisa mengontrol emosinya ketika berbicara dengan gadis itu.

Dia tidak ingin menyakiti gadis itu, meskipun dia sekarang sedang tersakiti.

“gaada.”

“kenapa? kamu masih marah sama dia?”

“lagi males aja.”

“kak Gio,”

“ka Caca itu gatau apa-apa loh. kamu kalo marah sama dia, itu ga masuk akal banget, apalagi sampe menjauh gini.”

“that’s my choice. lo gausah ikut campur.”

Bohong sekali jika lelaki itu tidak rindu dengan gadis kesayangannya. Akan tetapi, menurutnya lebih baik seperti ini dulu. Masih banyak hal-hal yang harus dia bereskan.

--

--

ruangmimpi
ruangmimpi

No responses yet